Minggu, 01 Maret 2015

Jangan Menangis

Ayat: Lukas 7:13
Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan,  lalu Ia berkata kepadanya: ”Jangan menangis!”

Ada banyak alasan yang membuat seseorang menangis :
Seseorang bisa menangis karena bahagia, tetapi lebih sering seseorang menangis karena penderitaan dan dukacita.
Ada seorang pendeta  berkotbah menyatakan: jemaat tidak boleh menangis walau sedang berdukacita. Akan tetapi, tidaklah aneh jika orang tidak dapat menahan tangisannya pada waktu dukacita

Di Nain, janda itu menangis! 

Yesus tergerak oleh belas kasihan karena yang mengalami musibah kematian adalah seorang janda, dan anak yang mati itu merupakan anak tunggal dari janda itu.
Anak laki-laki satu-satunya meninggal dunia. Di Israel pada zaman Yesus, menjadi janda adalah suatu penderitaan. Sebab Tidak ada orang yang  akan menanggung keperluan hidup para janda  ini. Mereka tidak  bekerja. Hidup mereka bergantung sepenuhnya pada sedekah yang diberikan oleh sinagoge (tempat ibadah) Yahudi yang ada di sekitar mereka.
Beruntung, jika mereka masih memiliki anak. Anak-anak  inilah yang akan memenuhi keperluah hidup ibunya. Janda itu menangis, karena anak satu-satunya telah meninggal. Kepada siapa lagi, ia akan menaruh  segala  keperluan hidupnya?

Yesus  berkata kepada janda itu,” Jangan menangis!” 

Hati-hati pada waktu menafsirkan bagian ini. Jangan menggunakannya untuk melarang orang menangis pada saat kematian orang yang dicintai, karena Yesus mengatakan ini bukan sebagai larangan menangis pada waktu kematian orang yang dicintai, tetapi karena Ia akan membangkitkan anak yang mati itu. Yesus sendiri menangis pada kematian Lazarus (Yohanes 11:35).
Perkataan Yesus ini bukan penghiburan semu bagi janda itu. Yesus tidak layak mencegah janda itu menangis, kalau perkataan Yesus sekadar pemanis di bibir. Yesus tahu problem yang sedang dihadapi janda itu, oleh sebab itulah Ia tergerak hatinya dengan belas kasihan dan Ia membangkitkan anak yang mati tersebut.

Seberapa banyak air mata kita telah tertumpah menghadapi suka-duka dan manis-pahit  kehidupan kita  ini?  

Lukas 7:14, Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"

Menurut tradisi Yahudi, Hukum Taurat menganggap najis kalau seseorang kena mayat atau tulang atau kubur. 

Imamat 21:11, Janganlah ia dekat kepada semua mayat, bahkan janganlah ia menajiskan diri dengan mayat ayahnya atau ibunya.

Bilangan 5:1 - 2, TUHAN berfirman kepada Musa: "Perintahkanlah kepada orang Israel, supaya semua orang yang sakit kusta, semua orang yang mengeluarkan lelehan, dan semua orang yang najis oleh mayat disuruh meninggalkan tempat perkemahan;

Bilangan 6:6, Selama waktunya ia mengkhususkan dirinya bagi TUHAN, janganlah ia dekat kepada mayat orang;
Tetapi pada waktu Yesus membangkitkan anak Yairus, ia memegang tangan anak itu (Lukas 8:54, Lalu Yesus memegang tangan anak itu dan berseru, kata-Nya: "Hai anak bangunlah!"). Bukannya Yesus yang menjadi najis, tetapi sebaliknya anak itu yang menjadi hidup.

Menangis akan menjadi kekuatan iman jika kita bisa merasakan bahwa tangisan kita berarti kepercayaan penuh kita akan kasih dan pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita dan kekuatan Tuhan agar tidak berlarut-larut dalam kepedihan dan duka yang kita alami.
Menangis akan menjadi kelemahan iman bagi kita jika menangis menjadi ungkapan ketidakyakinan kita atas karya dan pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita.

IMPLIKASI :
Satu hal yang perlu kita renungkan di sini ialah:  Yesus yang digerakkan oleh  belas kasihan, tidak mampu melihat orang menderita tidak mendapatkan pertolongan-Nya. Sekalipun orang itu tidak meminta pertolongan. Sebab janda itu tidak mengatakan satu kata pun kepada Yesus. Tetapi belas kasihan Yesus mengerti bahwa ia membutuhkan pertolongan.
Maka Ia pun bertindak. Saya percaya, hingga hari ini hati Yesus terus tergerak oleh belas kasihan melihat orang yang membutuhkan pertolongan untuk ditolong. Mungkin Ia membutuhkan mata kita untuk dipakai-Nya melihat kebutuhan mereka yang akan ditolong.

Lukas 7:15, Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.