Senin, 02 Maret 2015

Belajar Melayani

Lalu berkatalah Daud: "Di sinilah rumah Tuhan, Allah kita, dan di sinilah mezbah untuk korban bakaran orang Israel." 

Daud menyuruh mengumpulkan orang-orang asing yang ada di negeri orang Israel, lalu ditempatkannya tukang-tukang untuk memahat batu-batu pahat yang akan dipakai untuk mendirikan rumah Allah. 

Selanjutnya Daud menyediakan sangat banyak besi untuk paku-paku bagi daun pintu gerbang dan bagi tupai-tupai, juga sangat banyak tembaga yang tidak tertimbang beratnya, dan kayu aras yang tidak terbilang banyaknya, sebab orang Sidon dan orang Tirus membawa sangat banyak kayu aras bagi Daud. 

Karena pikir Daud: "Salomo, anakku, masih muda dan kurang berpengalaman, dan rumah yang harus didirikannya bagi Tuhan haruslah luar biasa besarnya sehingga menjadi kenamaan dan termasyhur di segala negeri; sebab itu baiklah aku mengadakan persediaan baginya!" Lalu Daud membuat sangat banyak persediaan sebelum ia mati. (1 Tawarikh 22:1-5)

Ketika Tuhan tidak ingin Daud membangun Bait-Nya, 
Daud menerima perintah Tuhan dengan rendah hati. Apa yang kita pelajari hari ini adalah bahwa Daud sangat tidak mementingkan diri sendiri, tidak melewatkan kesempatan untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi pembangunan Bait Suci, walaupun Daud tidak memiliki kehormatan untuk membangunnya.

Sikap yang murah hati dan dengan kemurahan yang sepenuh hati, merupakan penghormatan yang mulia bagi raja terbesar bangsa Israel. Daud menghabiskan waktu tujuh tahun untuk mengumpulkan sejumlah besar bahan bangunan, seperti batu, besi, tembaga, dan kayu. Apakah kamu dapat membayangkan menghabiskan waktu 7 tahun mengumpulkan bahan untuk membangun sebuah proyek? Begitulah dedikasi Daud. 

Dia juga mempersiapkan banyak emas dan perak, mencari pekerja ahli. Dia juga mengingatkan anaknya Salomo akan kehormatan besar yang telah Tuhan anugerahkan kepadanya, dan agar Salomo tetap setia menaati hukum Tuhan, selalu mencari hikmat dan pengertian dari Tuhan. Kita juga harus selalu demikian, dalam setiap pekerjaan bagi Tuhan!

Apakah kamu pernah diminta untuk melayani Tuhan? Jika ya, katakan "ya" jika kamu bisa membantu. Sungguh luar biasa boleh melayani Tuhan yang telah memberikan kepada kita Anak-Nya yang tunggal! Cara terbaik untuk menyatakan terima kasih kepada Tuhan adalah dengan melayani-Nya. Melayani Tuhan tidak perlu dalam "pekerjaan besar". 

Kita bisa melayani Tuhan di mana saja, membantu membersihkan meja di rumah, berdoa bagi keluarga, bersikap baik kepada teman sekelas yang baru, menyusun kursi di gereja sebelum sekolah minggu dimulai, dan lain-lain. Mari belajar melayani Tuhan dari Daud -- dia berdedikasi, terperinci, dan sama sekali tidak mementingkan diri sendiri. Inilah pelayanan yang sebenarnya. Sebagian anak mungkin lebih suka melayani Tuhan di bidang yang bisa dilihat orang banyak. Ini bukanlah melayani Tuhan, ini adalah melayani diri sendiri.

Renungkan :
Kita melayani Tuhan bukan karena kita memutuskan mau melayani Tuhan. 
Kita melayani Tuhan karena kita adalah hamba Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.