Lalu
berkatalah Daud: "Di sinilah rumah Tuhan, Allah kita, dan di sinilah
mezbah untuk korban bakaran orang Israel."
Daud menyuruh mengumpulkan
orang-orang asing yang ada di negeri orang Israel, lalu ditempatkannya
tukang-tukang untuk memahat batu-batu pahat yang akan dipakai untuk mendirikan
rumah Allah.
Selanjutnya Daud menyediakan sangat banyak besi untuk paku-paku
bagi daun pintu gerbang dan bagi tupai-tupai, juga sangat banyak tembaga yang
tidak tertimbang beratnya, dan kayu aras yang tidak terbilang banyaknya, sebab
orang Sidon dan orang Tirus membawa sangat banyak kayu aras bagi Daud.
Karena pikir
Daud: "Salomo, anakku, masih muda dan kurang berpengalaman, dan rumah yang
harus didirikannya bagi Tuhan haruslah luar biasa besarnya sehingga menjadi
kenamaan dan termasyhur di segala negeri; sebab itu baiklah aku mengadakan
persediaan baginya!" Lalu Daud membuat sangat banyak persediaan sebelum ia
mati. (1 Tawarikh 22:1-5)
Ketika Tuhan
tidak ingin Daud membangun Bait-Nya,
Daud menerima perintah Tuhan dengan rendah
hati. Apa yang kita pelajari hari ini adalah bahwa Daud sangat tidak
mementingkan diri sendiri, tidak melewatkan kesempatan untuk mempersiapkan
segala sesuatu bagi pembangunan Bait Suci, walaupun Daud tidak memiliki
kehormatan untuk membangunnya.
Sikap yang
murah hati dan dengan kemurahan yang sepenuh hati, merupakan penghormatan yang
mulia bagi raja terbesar bangsa Israel. Daud menghabiskan waktu tujuh tahun
untuk mengumpulkan sejumlah besar bahan bangunan, seperti batu, besi, tembaga,
dan kayu. Apakah kamu dapat membayangkan menghabiskan waktu 7 tahun
mengumpulkan bahan untuk membangun sebuah proyek? Begitulah dedikasi Daud.
Dia
juga mempersiapkan banyak emas dan perak, mencari pekerja ahli. Dia juga
mengingatkan anaknya Salomo akan kehormatan besar yang telah Tuhan anugerahkan
kepadanya, dan agar Salomo tetap setia menaati hukum Tuhan, selalu mencari
hikmat dan pengertian dari Tuhan. Kita juga harus selalu demikian, dalam setiap
pekerjaan bagi Tuhan!
Apakah kamu
pernah diminta untuk melayani Tuhan? Jika ya, katakan "ya" jika kamu
bisa membantu. Sungguh luar biasa boleh melayani Tuhan yang telah memberikan
kepada kita Anak-Nya yang tunggal! Cara terbaik untuk menyatakan terima kasih
kepada Tuhan adalah dengan melayani-Nya. Melayani Tuhan tidak perlu dalam
"pekerjaan besar".
Kita bisa melayani Tuhan di mana saja, membantu
membersihkan meja di rumah, berdoa bagi keluarga, bersikap baik kepada teman
sekelas yang baru, menyusun kursi di gereja sebelum sekolah minggu dimulai, dan
lain-lain. Mari belajar melayani Tuhan dari Daud -- dia berdedikasi,
terperinci, dan sama sekali tidak mementingkan diri sendiri. Inilah pelayanan
yang sebenarnya. Sebagian anak mungkin lebih suka melayani Tuhan di bidang yang
bisa dilihat orang banyak. Ini bukanlah melayani Tuhan, ini adalah melayani
diri sendiri.
Renungkan :
Kita
melayani Tuhan bukan karena kita memutuskan mau melayani Tuhan.
Kita melayani
Tuhan karena kita adalah hamba Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.