Yesaya 48: 16-19
Firman Tuhan lewat Nabi Yesaya, dikatakan “Dan sekarang, Tuhan Allah
mengutus Aku dengan RohNya” (ay 16) untuk menyampaikan kembali pesan
Tuhan kepada umatNya yang dikasihiNya agar mereka memiliki masa depan
cerah. Dikatakan: “Dari dahulu tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi”
(ay 16) - Ia senantiasa menyatakan kehendakNya tetapi kita (manusia)
yang tidak mau mendengarkanNya. Nabi Yesaya berkata “Kita sekalian sesat
seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri” (Yes 53:
6). Apa yang perlu kita lakukan agar kita mampu memiliki masa depan
cerah bukan yang suram?
1. Mau menerima ajaranNya.
“Akulah Tuhan, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah” (ay 17). Dinyatakan Tuhan sendiri yang mengajarkan dari sebab itu pengajaran yang harus kita terima adalah pengajaran yang sesuai dengan FirmanNya. Tuhan Yesus menyatakan “FirmanMu adalah kebenaran” (Yoh 17:17) – hanya Firman yang benar sedangkan pengajaran-pengajaran yang lain dari dunia ini harus diteliti apakah sesuai dengan Firman Tuhan. Dari manakah asal pengajaran dunia? Sumbernya dari Tuhan karena Tuhan ada sebelum manusia ada, hanya kemudian manusia mengubahnya menurut pemikiran dan pengalamannya sendiri yang mungkin bisa salah. Dinyatakan firman ini memberikan faedah, apa faedahnya? Rasul Paulus berkata “bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (2 Tim 3:16). Tegasnya Firman ini berguna untuk membawa kita hidup benar sesuai dengan kehendakNya sehingga perbuatan kita benar dan berkenan dihadapan Tuhan. Perhatikan juga ayat sebelumnya, “Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan….” (2 Tim 3:15). Perhatikan Salomo yang berhikmat (baca 2 Taw 9: 22-24).
2. Mau menerima bimbinganNya.
“Akulah Tuhan Allahmu, … yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh” (ay 17). Sekali lagi dinyatakan Tuhan sendiri yang menuntun! Kita tidak hanya sekedar diajar dengan FirmanNya tetapi juga dituntun dan dibimbing oleh Tuhan. Pemazmur menyatakan “dan oleh karena namaMu Engkau akan menuntun dan membimbing aku” (Maz 31;4). Pengalaman Daud, ia berkata “Tuhan adalah gembalaku … Ia membimbing aku ke air yang tenang … Ia menuntun aku di jalan yang benar…” (Maz 23: 1-3). Dua kata yaitu “menuntun” dan “membimbing” menyatakan bahwa Tuhan itu sabar dan sangat berminat agar kita mencapai tujuan hidup dengan sebaik-baiknya. Itulah Tuhan yang telah berjanji “Aku akan menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:20) dan di dalam penyertaanNya, “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan….” (Rom 8:28). Amanat yang diberikan oleh gereja, “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Mat 28:20) – bukan hanya mengajar tetapi membimbing mereka agar dapat melakukan juga, apa yang diajarkan. Betapa banyaknya orang yang menolak bimbingan! (Baca Yes 53:6 dan Ams 16:9).
3. Mau mentaati perintahNya.
“Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintahKu maka damai sejahteramu …. dan kebahagiaanmu … maka keturunanmu …. tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapanKu” (ay 18). Perkataan “memperhatikan perintah” (KH: mentaati hukum-hukumKu) adalah tuntutan Tuhan agar kita menerima janji-janjiNya. Penulis Ibrani berkata “sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu akan memperoleh apa yang dijanjikan itu” (Ib 10:36). Hanya orang yang mau mentaati FirmanNya secara utuh yang akan menikmati berkatNya secara utuh. Jadi yang setengah akan juga menikmati setengahnya! JanjiNya dinyatakan “damai sejahteramu”; “kebahagiaanmu” dan “keturunanmu” akan ada dalam berkatNya. Perhatikan kata “tidak pernah kering”; “tidak pernah berhenti” dan “tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan”, selamanya dan senantiasa ada. Ini adalah berkat yang dijanjikan Tuhan, masa kini dan masa depan, untuk dinikmati generasi saat ini dan juga generasi yang akan datang, kita dan keluarga kita.